Apauntungnya kalau memberikan tugas mahasiswa agar menulis di blog? 1. Agar mampu mengenal bagaimana dunia per-blog-an yang ada di masyarakat mode
Jakarta - Hari ini, 25 November merupakan Hari Guru Nasional sebagai bentuk penghormatan atas jasa dan upaya guru dalam mencerdaskan kehidupan calon penerus bangsa. Awalnya penghormatan ini dimulai saat masa pemerintahan Presiden Soeharto sesuai Keputusan Presiden Keppres Nomor 78 Tahun 1994 tentang Hari Guru Nasional yang ditetapkan sejak 24 November dari tugas guru secara umum adalah mendidik. Dalam prosesnya, mendidik adalah rangkaian proses mengajar, memberikan dorongan, memuji, menghukum, membentuk contoh dan dalam Sistem Pendidikan NasionalSelain itu tugas dan fungsi guru didasari oleh beberapa pedoman dan peraturan perundang-undangan, salah satunya dijelaskan dalam Bab XI Pasal 39 Ayat 2 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 20 UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta Pasal 52 Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Merencanakan pembelajaran2. Melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu3. Menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran4. Membimbing dan melatih peserta didik5. Melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat6. Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada kegiatan pokok yang sesuai7. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara Hari Huru Nasional Jokowi Sebut Pendidikan Kunci Hadapi Kompetisi yang SengitTugas GuruLebih lanjut, tugas guru secara lebih rinci dijelaskan dalam Permendiknas No. 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya yaitu1. Menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan pendidikan2. Menyusun silabus pembelajaran3. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP4. Melaksanakan kegiatan pembelajaran5. Menyusun soal sesuai mata pelajaran6. Menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar pada mata pelajaaran di kelasnya7. Menganalisis hasil penilaian pembelajaranIklan 8. Melaksanakan pembelajaran dan pengayaan dengan memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi9. Melaksanakan bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi tanggungjawabnya10. Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar tingkat sekolah dan nasional11. Membimbing guru pemula dalam program induksi12. Membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler proses pembelajaran13. Melaksanakan pengembangan diri14. Melaksanakan publikasi ilmiah atau karya inovatif15. Melakukan presentasi GuruFungsi guru yang dimaksudkan disini juga sudah termasuk dalam tugas guru yang telah dijabarkan diatas, namun Terdapat pula beberapa fungsi lain yang terkandung dalam poin d dan e Pasal 20 UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta poin a, b dan c Pasal 40 Ayat 2 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu 1. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa2. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika3. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis4. Memelihara komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan5. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan FIRDAUSI Baca juga Hari Guru Nasional 2022, Kisah Suka Duka Guru di SLB Sri Mujinab PekanbaruSelalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari di kanal Telegram “ Klik untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu. Adapununtuk memilih tokoh yang dipandang mampu untuk menjadi satu yang direkomendasikan tentunya tidak sulit, karena para pimpinan dan kader persyarikatan banyak yang telah memiliki pengalaman dalam hal kepememimpinan. Sebut saja sebagai contoh, Bapak Drs. H. Sahari yang saat ini sebagai ketua PDM Bantul.
Bapak guru memberi tugas untuk cece hari itu. Cece berkata kepada ibu di rumah bahwa ia tidak punya tugas agar bisa segera bermain. Berdasarkan sila pertama Pancasila, bagaimana sebaiknya sikap cece? Meminta maaf kepada bapak guru karena sudah berbohong Meminta maaf kepada ibu karena sudah berbohong Meminta maaf kepada ayah karena sudah berbohong Semua jawaban benar Semua jawaban benar Jawaban yang benar adalah B. Meminta maaf kepada ibu karena sudah berbohong. Dilansir dari Ensiklopedia, bapak guru memberi tugas untuk cece hari itu. cece berkata kepada ibu di rumah bahwa ia tidak punya tugas agar bisa segera bermain. berdasarkan sila pertama pancasila, bagaimana sebaiknya sikap cece Meminta maaf kepada ibu karena sudah berbohong. Pembahasan dan Penjelasan Menurut saya jawaban A. Meminta maaf kepada bapak guru karena sudah berbohong adalah jawaban yang kurang tepat, karena sudah terlihat jelas antara pertanyaan dan jawaban tidak nyambung sama sekali. Menurut saya jawaban B. Meminta maaf kepada ibu karena sudah berbohong adalah jawaban yang paling benar, bisa dibuktikan dari buku bacaan dan informasi yang ada di google. Menurut saya jawaban C. Meminta maaf kepada ayah karena sudah berbohong adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut lebih tepat kalau dipakai untuk pertanyaan lain. Menurut saya jawaban D. Semua jawaban benar adalah jawaban salah, karena jawaban tersebut sudah melenceng dari apa yang ditanyakan. Menurut saya jawaban E. Semua jawaban benar adalah jawaban salah, karena setelah saya coba cari di google, jawaban ini lebih cocok untuk pertanyaan lain. Kesimpulan Dari penjelasan dan pembahasan serta pilihan diatas, saya bisa menyimpulkan bahwa jawaban yang paling benar adalah B. Meminta maaf kepada ibu karena sudah berbohong. Jika anda masih punya pertanyaan lain atau ingin menanyakan sesuatu bisa tulis di kolom kometar dibawah.
Urusandan bapak ibu guru yeng terlibat. Dengan dibukanya katup kepemimpinan yang pada kesempatan itu pula pak Jono kemudian guru matematika mempuntai kemampuan tentang kepramukaan maka guru tersebut diberikan tugas tambahan untuk membina siswa dalam kegiatan ektrakurikuler 40. Pages: 1 - 50; 51 - 69;
Pendahuluan Sebagian besar dari kehidupan Presiden David O. McKay adalah menjadi seorang guru. Dia memenuhi peranannya dalam pemanggilan-pemanggilan sebagai misionari, guru sekolah, administrator, Rasul, Presiden Gereja, dan ayah. Dalam sebuah pesan yang secara khusus ditujukan kepada para pemimpin imamat, dia membagikan sebuah pengalaman yang berhubungan dengan semua yang memiliki kesempatan untuk mengajar “Suatu hari saya berkesempatan mengendarai mobil melewati ladang di kota kelahiran saya. Saya melewati dua lahan pertanian di dekat kanal pegunungan. Saya melihat salah satu ladang itu benar-benar subur tanaman gandumnya. Meskipun musim kering, hawa dingin di musim semi, dan ketidakberuntungan lainnya, si petani telah [menghasilkan] ladang yang subur. Di sebelah pagar yang lainnya terdapat ladang gandum, kalau boleh dibilang, ladang yang gagal. Saya berkata kepada orang itu, Mengapa, apa yang terjadi? Anda pasti telah menanam benih yang buruk.’ Tidak, ini benih yang sama, seperti yang ditanam tetangga saya.’ Jadi, mungkin sudah terlambat ketika ditanam, dan Anda tidak punya cukup air di tanah untuk menyuburkannya.’ Benih itu ditanam di sore yang sama ketika dia menanamnya.’ Setelah lebih lanjut menanyakan, saya mengetahui bahwa orang pertama telah membajak tanahnya di musim gugur; lalu dia menggarunya dengan hati-hati pada musim semi, dengan memberi jerami pada permukaan tanah, dan mengolah tanah seperti itu dapat menghemat kelembaban di musim dingin. Sebaliknya, tetangganya, membajak tanahnya di akhir musim semi, dengan meninggalkan tanah bajakan itu tanpa digaru sehingga kelembabannya menguap. Setelah menabur benih datang empat sampai enam minggu [musim kering], serta tidak ada kelembaban untuk menyuburkan benih itu. Orang pertama telah membuat persiapan, persiapan yang benar, dan alam memberi hasil. Orang kedua bekerja keras, tetapi persiapannya buruk; juga, dia tidak membuat persiapan yang cukup. Presiden McKay menggunakan kisah ini untuk menggambarkan pengaruh guru. Dia mengatakan, “Di taman Allah yang besar telah ditempatkan para penjaga yang disebut guru, dan mereka diminta untuk memelihara serta mengilhami anak-anak Allah. Saya berpendapat bahwa Tukang Kebun yang Hebat dalam mengawasi ladangnya dapat melihat beberapa orang yang tumbuh dalam kegiatan yang benar dan yang lain layu karena tugas yang diabaikan, lingkup kesombongan yang mengerikan, atau kehancuran karena minuman beralkohol. Mengapa? Barangkali karena si tukang kebun, para penjaga itu, tidak membuat persiapan yang cukup, atau melaksanakan tugas mereka dengan baik.”2 Baik mengacu pada orang tua, guru kelas, atau pengajar ke rumah maupun pengajar berkunjung, Presiden McKay mengabdikan banyak pelayanannya untuk menolong para anggota Gereja memahami pentingnya dan pengaruh besar dari pengajaran yang efektif. Ajaran-ajaran David O. McKay Di Gereja kita memiliki banyak kesempatan untuk mengajar orang lain dan mengembangkan kekuatan pribadi. Kita adalah Gereja para guru. Di dalam rumah Orang Suci Zaman Akhir, ayah dan ibu harus menjadi guru dalam perkataan—secara khusus diperlukan demikian berdasarkan wahyu dari Tuhan. Setiap organisasi pelengkap, setiap kuorum, dibentuk dari para pria dan wanita … yang secara umum disebut, Saya bersyukur atas keanggotaan di dalam Gereja yang agamanya mempersiapkan orang untuk berjuang melawan kekuatan dunia dan, yang memungkinkan mereka untuk bertahan hidup dalam perjuangan ini. Salah satu kekuatan itu adalah tanggung jawab mengajar, dan kesempatan yang disediakan di Gereja ini bagi begitu banyak orang untuk berbagi tanggung jawab ini …. Dalam memberikan kesempatan bagi banyak orang untuk memperoleh kemajuan yang datang kepada guru sejati, pikirkan apa yang Gereja lakukan untuk menolong pasukan guru ini sebagai individu-individu untuk menjadi kuat dalam peperangan melawan kekuatan dunia! Pertama, diembankan kepada mereka kewajiban mengajar sesama mereka melalui teladan; dan tidak ada perlindungan yang lebih baik selain yang diberikan kepada pria ataupun wanita yang jujur. Kedua, kewajiban ini mengembangkan sifat Ilahi kasih bagi sesama. Yesus mengatakan kepada salah satu Rasul-Nya, “… Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau …. Gembalakanlah domba-domba-Ku” Yohanes 2115. Kasih harus mendahului tanggung jawab menggembalakan domba-domba itu. Dan puluhan ribu guru ini harus memiliki di dalam hati mereka kasih untuk mengajar, kasih bagi sesama, dan kesediaan untuk menerima tanggung jawab ini dengan sifat Ilahi kasih. Kemudian syarat yang ketiga, yaitu kemurnian hidup. Saya tidak dapat membayangkan seseorang yang mencemari dirinya sendiri, mengajarkan kemurnian dengan berhasil kepada anak-anak lelaki. Saya tidak dapat membayangkan seseorang yang memiliki keraguan di dalam benaknya mengenai keberadaan Allah, mengajarkan tentang keberadaan Tuhan dengan sangat mengesankan kepada anak-anak lelaki serta perempuan. Dia tidak dapat melakukan itu. Jika dia bertindak secara munafik dan berusaha mengajarkan hal itu, tindakannya akan bertolak belakang dengan perkataannya—dan akan berbahaya bagi anak-anak Anda jika mereka diajar oleh guru yang memiliki keraguan. Racun akan masuk, serta secara tidak sadar mereka manjadi sakit di dalam roh, karena racun yang ada dalam diri orang yang mereka percayai perlahan-lahan tertanam di dalam jiwa mereka. Gagasan mengenai guru yang berusaha mengajar para remaja untuk beriman kepada Allah, padahal guru tersebut tidak memiliki iman kepada Allah, adalah bertentangan dengan konsistensi, juga itu tidak masuk akal. Jadi syarat ketiga adalah kemurnian hidup dan iman kepada Injil Yesus Kristus. Terakhir, kewajiban ini memberi mereka kesempatan untuk melayani sesama, dan karenanya meningkatkan pemanggilan yang telah mereka terima, serta juga membuktikan bahwa mereka adalah para murid Kristus yang Dalam pembentukan karakter dan bimbingan semasa kanak-kanak, pengaruh orang tua adalah yang terbesar, pengaruh terbesar berikutnya adalah pengaruh guru …. “Ada kemuliaan sejati di dalam jiwa pria dan wanita yang dengan sungguh-sungguh berkeinginan serta berusaha menuntun anak-anak keluar dari pengaruh yang mencemarkan menuju lingkungan dengan standar-standar yang tinggi dan upaya yang mulia.”5 Guru yang efektif mempersiapkan diri melalui belajar, beriman, dan berdoa. Kewajiban besar seorang guru ialah harus mempersiapkan diri untuk mengajar. Guru tidak dapat mengajar orang lain apa yang dia sendiri tidak ketahui. Dia tidak dapat membuat siswanya merasa apa yang dia sendiri tidak rasakan. Dia tidak dapat berusaha menuntun seorang remaja putra atau remaja putri untuk memperoleh kesaksian akan Injil Allah jika guru itu sendiri tidak memiliki kesaksian. Ada tiga hal yang seharusnya membimbing semua guru pertama, mempelajari topik pelajaran; kedua, menjadikan topik pelajaran itu sebagai bagian dari diri Anda sendiri; ketiga, berusaha menuntun para siswa Anda agar topik pelajaran itu menjadi bagian dalam diri siswa—bukan menumpahkan pelajaran tersebut kepada mereka, tetapi menuntun mereka untuk melihat apa yang Anda lihat, untuk mengetahui apa yang Anda ketahui, untuk merasakan apa yang Anda rasakan. Setiap guru harus siap dengan pelajarannya ketika dia menemui anak-anak lelaki dan perempuan di kelas; karena, ingatlah, cara Anda menyampaikan pelajaran tersebut, sikap Anda terhadap kebenaran dalam pelajaran itu sebagian besar akan menentukan sikap anak-anak lelaki serta perempuan terhadap pelajaran tersebut dan sikap mereka terhadap kegiatan Gereja secara umum. Jika Anda membiarkan mereka pergi begitu saja seusai kelas dengan perasaan di dalam jiwa muda mereka bahwa mereka tidak memperoleh apa-apa dengan datang ke kelas, maka Anda akan menemui kesulitan dalam mengajak mereka kembali ke kelas minggu berikutnya. Tetapi sebaliknya, jika Anda membuat mereka bersemangat, atau jika tidak dapat melakukan hal itu, jika Anda memberi mereka satu gagasan yang membangkitkan minat mereka, Anda akan menemukan bahwa perhatian serta keinginan mereka untuk kembali akan terlihat melalui kehadiran mereka satu minggu kemudian …. Sekadar membaca buku pegangan pelajaran sebelum mengajar tidaklah cukup. Dengan hanya berbuat demikian saya masih belum menguasai pelajaran itu, dan sampai pelajaran itu terkuasai, sampai saya merasa memiliki pesan yang harus diberikan kepada anggota kelas, saya tidak siap sebagaimana Tuhan telah meminta saya untuk mempersiapkan diri ketika Dia memanggil saya untuk menyampaikan firman-Nya. Pesan itu harus saya kuasai; apa yang ingin saya berikan kepada anak-anak lelaki serta perempuan itulah yang akan berarti ketika saya bertemu mereka. Saya dapat menguasai pelajaran dalam buku pegangan melalui belajar, beriman, serta Menyampaikan pelajaran yang dipersiapkan dengan baik adalah seperti belas kasih—itu memberkati orang yang memberi dan orang yang menerimanya. Itu berlaku dalam pengajaran maupun dalam kehidupan—“Berikan kepada dunia yang terbaik yang Anda miliki, dan sebagai imbalannya Anda akan menerima yang terbaik pula” …. … Para guru, mulailah persiapan pelajaran Anda dengan doa. Ajarkan pelajaran-pelajaran Anda dengan hati yang penuh doa. Kemudian berdoalah agar Allah mau memperkaya pesan Anda di dalam jiwa anak-anak Anda melalui pengaruh Roh Ketertiban dan kekhidmatan di kelas-kelas Gereja menolong para remaja belajar rasa hormat dan pengendalian diri. Saya percaya bahwa kedisiplinan di kelas, yang meliputi pengendalian diri, dan yang artinya tenggang rasa terhadap sesama, adalah bagian paling penting dalam pengajaran …. Pelajaran paling baik yang dapat dipelajari seorang anak adalah pengendalian diri, dan merasakan hubungannya dengan orang lain sampai pada tingkat bahwa dia harus memiliki rasa hormat terhadap perasaan-perasaan mereka …. Lingkungan yang tidak tertib, lingkungan ketika rasa ketidakhormatan ditunjukkan kepada guru dan kepada sesama siswa, adalah lingkungan yang akan menghambat sifat-sifat paling penting dalam Kelas-kelas kita kadang-kadang menjadi tempat yang gaduh. Di sinilah kita membutuhkan guru-guru yang baik. Guru yang dapat menyajikan pelajaran dengan menarik akan memiliki ketertiban yang baik, serta ketika dia menemukan siswa yang bandel, melempar-lemparkan kertas di kelas, tidak memperhatikan, bingung, saling menendang, dia mungkin tahu bahwa pelajaran itu tidak disajikan dengan benar. Barangkali bahkan tidak dipersiapkan dengan matang …. Di dalam kelas anak-anak hendaknya diajar, hendaknya bebas berdiskusi, bebas berbicara, bebas berperan serta dalam pelajaran kelas, tetapi tidak seorang pun anggota kelas yang berhak mengganggu siswa lain dengan saling mendorong atau membuat pernyataan-pernyataan lucu dan menyimpang dari topik pelajaran. Dan menurut saya di Gereja ini, dalam kuorum-kuorum imamat dan kelas-kelas serta organisasi-organisasi pelengkap, para guru serta [pemimpin] seharusnya tidak membiarkan hal itu terjadi. Ketidaktertiban merugikan anak yang membuat keonaran itu sendiri. Dia seharusnya belajar bahwa ketika dia berada bersama orang lain ada hal-hal tertentu yang tidak dapat dia lakukan semaunya sendiri. Dia tidak dapat melanggar hak teman-temannya. Biarkanlah anak-anak mempelajari pelajaran ini semasa muda karena ketika mereka berada di dalam masyarakat dan berusaha melanggar hukum, mereka harus berurusan dengan polisi serta pengadilan dan barangkali menerima hukuman. Ketertiban yang baik di kelas penting untuk menanamkan di dalam hati dan kehidupan para remaja putra serta remaja putri asas-asas pengendalian diri. Mereka ingin berbicara dan mereka ingin berbisik-bisik, tetapi mereka tidak dapat melakukannya karena itu akan mengganggu orang lain. Pelajarilah kekuatan serta pelajaran pengendalian Sekolah Minggu menantikan saat ketika di setiap kelas dalam Sekolah Minggu asas-asas ketepatan waktu, kesopanan, pengendalian diri, rasa hormat terhadap mereka yang berwenang, kerajinan, kecekatan, dan, terutama, kekhidmatan dan peribadatan, akan … [memenuhi] suasana Dalam usaha kita untuk mengajarkan kebenaran, Yesus Kristus adalah Teladan besar kita. Dalam sosok yang sesungguhnya, dalam karakter yang sebenarnya, Kristus sungguh luar biasa. Kepribadian yang saya maksud adalah semuanya yang dapat dimasukkan dalam pembentukan pribadi. Kepribadian adalah karunia dari Allah. Kepribadian sesungguhnya adalah mutiara yang sangat berharga, sebuah berkat kekal. Rekan-rekan guru, Anda dan saya tidak dapat berharap untuk memancarkan, bahkan sampai tingkat sekecil apa pun, kepribadian Guru besar kita, Yesus Kristus. Kepribadian setiap orang tidak seberapa dibandingkan dengan kepribadian Juruselamat; tetapi, meskipun itu tidak seberapa kekuatannya, kepribadian setiap guru hendaknya sama dengan kepribadian Juruselamat. Dalam hal yang menyangkut karakter, setiap guru mungkin memiliki keunggulan dan daya tarik tersendiri sehingga akan membawa dampak dengan cara yang luar biasa terhadap mereka yang akan dia ajar. Tetapi terlepas betapa pun menarik kepribadian seorang guru bagi anggota kelas, guru itu akan gagal dalam pekerjaannya jika dia mengarahkan kasih anak hanya dengan mengandalkan kepribadian guru saja. Adalah tugas guru mengajar anak untuk mengasihi—bukan hanya mengasihi guru, tetapi juga kebenaran. Di mana saja, selalu kita menemukan bahwa Kristus melupakan diri-Nya untuk melakukan kehendak Bapa-Nya; demikian juga guru, sejauh itu menyangkut kepribadiannya, dia hendaknya melupakan dirinya demi kebenaran yang ingin dia Guru harus mengenal siapa yang dia ajar, agar dapat membedakan, setidaknya pada suatu tingkat, mengenai mentalitas dan kemampuan para anggota kelasnya. Dia hendaknya dapat membaca sorot wajah dan tanggap terhadap sikap mental dan rohani mereka yang sedang dia ajar. Sang Guru Besar memiliki kekuatan membedakan ini dengan sempurna. Dia dapat membaca pikiran yang tersembunyi serta menafsirkan setiap perasaan orang yang Dia ajar. Dalam memperoleh kekuatan ini guru yang sungguh-sungguh dapat mengembangkan kemampuan Juruselamat ini hanya sebagian. Terlalu sedikit guru yang mengembangkan karunia ini, bahkan sampai tingkat tertentu; meskipun demikian setiap guru memiliki tanggung jawab untuk menentukan bagaimana sebaiknya mendekati anggota kelas sehingga membangkitkan daya tarik yang Gunakan hal-hal yang ada di sekitar Anda. Perlihatkan teladan sang Guru Besar yang duduk bersama para murid-Nya dan memperhatikan para petani yang sedang menabur benih mereka pada musim semi. Dia mengatakan, “Sebagian jatuh di tanah yang baik, sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu” [lihat Markus 43–8]. Di situ ada sebuah pelajaran tentang kehidupan. Perempuan dari Samaria yang datang untuk memuaskan dahaganya di sumur adalah contoh lainnya. Yesus mengatakan kepadanya bahwa air yang akan Dia berikan kepadanya akan menjadi sumber air yang mengalir sampai kepada kehidupan kekal [lihat Yohanes 414]. Kumpulkan itu sebagai pengalaman, dan kemudian ilustrasikan setiap pokok. Menurut saya itu pelajaran bagi setiap guru—Anda yang memiliki pelajaran untuk dipersiapkan—bukan sebuah ceramah, melainkan sebuah Para hamba Kristus yang layak, adalah Anda! Para guru! Pengikut sang Guru sejati, Teladan besar semua orang! Majulah dalam pekerjaan mulia Anda! Tidak ada pekerjaan yang lebih besar; tidak ada pekerjaan yang lebih bajik! Pekerjaan Anda adalah sukacita yang dijanjikan oleh Saran Belajar dan Pembahasan Apakah tanggung jawab guru? lihat hlm. 226–228. Mengapa penting bahwa guru Injil memiliki kesaksian pribadi? Apakah berkat-berkat yang telah Anda terima setelah Anda mengajarkan Injil? Bagaimanakah kehidupan Anda telah diberkati atau diubah melalui para guru yang setia dan efektif? Dengan cara-cara apakah pelajaran yang dipersiapkan dengan baik mempengaruhi guru dan siswa? lihat hlm. 227–228. Apakah beberapa cara yang dapat dipersiapkan para guru? lihat hlm. 227–228. Apakah sumber-sumber yang tersedia di Gereja untuk pengembangan pengajaran? Apakah yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan ketertiban dan rasa hormat di kelas-kelas Gereja? lihat hlm. 229–230. Bagaimanakah para remaja memperoleh manfaat apabila tercipta ketertiban di kelas? Apakah yang dapat orang tua lakukan untuk mendukung guru dalam upaya mereka untuk menjaga ketertiban kelas? Apakah perbedaan antara “mengajarkan pelajaran” dengan mengajar orang? Bagaimanakah Juruselamat mencontohkan keterampilan ini? Apa lagi yang dapat kita pelajari dari teladan Yesus Kristus sebagai sang Guru Sejati? lihat hlm. 230–232. Apakah yang guru dapat lakukan untuk memastikan bahwa anggota kelas mengasihi “bukan hanya guru, tetapi juga kebenaran yang diajarkan”? Bagaimanakah kita dapat menggunakan nasihat Presiden McKay untuk meningkatkan pengajaran di rumah kita? Apakah cara-cara yang telah Anda temukan untuk mengajar anak-anak Anda dengan efektif? Tulisan Suci Terkait Yohanes 2115–17; 3 Nefi 2721; A&P 1121; 4214; 8877–80, 118; 1328 Suatuhari Bu Evi, guru Bahasa Inggris di SMU Harapan Makmur, memberi tugas siswa kelas sepuluh IPA untuk mencari sebuah artikel di internet yang membahas tentang flora dan fauna. Tugas itu dikerjakan secara berkelompok dan setiap kelompok akan dipilih secara acak. Bila hari itu engkau belum pula memiliki kata, maka aku akan mendatangimu Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuhSalam dan BahagiaIbu Bapak Guru Hebat IndonesiaPada kesempatan kali ini saya akan berbagi materi pada Modul 1 Mengenali dan Memahami Diri sebagai Pendidik Topik 1 Merdeka Mengajar pada platform mereka mengajar. Materi ini saya ambil dari aplikasi PMM yang berbentuk penjelasan materi yang disajikan dapat membantu Ibu Bapak Guru Hebat 1 Merdeka Mengajar terdiri dari 5 modul yang harus 1 Mengenali dan memahami diri sebagai pendidikModul 2 Mendidik dan mengajarModul 3 Mendampingi murid dengan utuh dan menyeluruh Modul 4 Mendidik dan melatih kecerdasan budi pekerti Modul 5 Pendidikan yang mengantarkan keselamatan dan kebahagiaanModul 1 Mengenali dan Memahami Diri Sebagai PendidikMengenali Diri dan Perannya Sebagai PendidikSebagai pendidik tentu sudah seharusnya mampu mengenali karakteristik dan kebutuhan murid. Akan tetapi hal yang paling mendasar juga harus dimulai dari diri sendiri yaitu mengenali kekuatan dan kelemahan diri. Kita perlu terus belajar agar bisa mengantarkan murid-murid untuk berdaya dan menjadi manusia merdeka. Dengan kesadaran untuk terus belajar secara mandiri, kita telah mengatur diri sendiri. Ini adalah bagian dari perjalanan kita menjadi manusia merdeka. Menurut Ki Hajar Dewantoro "manusia merdeka adalah manusia yang hidupnya bersandar pada kekuatan sendiri baik lahir maupun batin tidak tergantung pada orang lain".Jika kita mengharapkan murid-murid kita kelak menjadi pribadi yang mandiri dan merdeka tentunya penting untuk mereka mengenali diri, berdaya untuk menentukan tujuan dan kebutuhan belajarnya yang relevan dan kontekstual terhadap diri dan lingkungannya. Sebagaimana disampaikan oleh Ki Hajar Dewantoro dalam dasar-dasar pendidikan "pendidikan itu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat".Bagaimana memaknai dan menghayati pribadi kita sebagai manusia yang merdeka untuk terus belajar. Murid-murid kita kini memiliki cara belajar yang sungguh berbeda dengan kita dahulu. Mereka sangat fasih dengan teknologi, menjadikan internet sebagai salah satu sumber belajar utama. Mereka bisa dengan cepat mencari dan mengkonfirmasi pengetahuan. Dengan teknologi dalam genggaman mereka bisa menjangkau pengetahuan sekalipun tanpa kita kita memang sudah jauh berbeda dengan kita. Namun, mereka tetap butuh kehadiran sosok pendidik. Ki Hajar Dewantoro pernah menyampaikan "pendidik itu menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya bukan dasarnya hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak".Apa peran kita sebagai pendidik untuk dapat menuntun kekuatan kodrat dari murid-murid kita? Bagaimana kita bisa menjaga hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat murid-murid kita? Mari kita bersama terus belajar demi meraih tujuan pendidikan, menjadi manusia merdeka yang kelak akan menuntun murid-murid kita menjadi manusia merdeka peran saya sebagai guruMerefleksikan peran kita sebagai guru baik untuk murid-murid kita di sekolah, maupun untuk masa depan bangsa, agar kita mampu mengenali diri, dan memahami peran sebagai pendidik berdasarkan pemikiran Ki Hajar apa yang membuat ibu dan bapak guru merasa sangat bersamaan pergi ke sekolah? Apakah karena wajah-wajah murid, yang menengadah memandang ke arah kita saat kita menerangkan di depan kelas? Apakah tak sabar ingin menyaksikan kemajuan belajar salah satu murid yang kemarin baru saja kita terangkan sampai berulang kali? Atau sangat ingin menunjukkan bahan ajar yang seru yang sudah kita siapkan pada murid-murid? Semangat ibu dan bapak guru dalam memulai hari ini tentu akan merambat pada energi belajar anak-anak. Mungkin tidak hanya hari itu saja, ketika kelak mereka dewasa, mungkin menjadi pemimpin masyarakat, mereka akan membawa semangat itu. Dengan murid-murid kita yang sekarang adalah generasi digital native, fasih berselancar di internet, bisa mendapat pengetahuan, bahkan mempelajari keterampilan sesuai kebutuhan belajar mereka, bagaimana ibu dan bapak guru perlu menyelaraskan peran sebagai pendidik yang relevan dengan konteks murid dan guru, kita pasti ingin membekali murid-murid dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk terus belajar, mendampingi mereka memahami dan mencapai tujuan belajar. Mengutip pernyataan Ki Hajar Dewantoro, memberi ilmu demi kecakapan hidup anak dalam usaha mempersiapkannya untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti seluas-luasnya. Apa harapan ibu dan bapak guru untuk murid-murid yang kini tengah diampu? Harapan tentu boleh setinggi langit, karena murid-murid ini kelak akan menjadi dewasa, menjadi bagian atau bahkan memimpin masyarakat, dan pada akhirnya akan membentuk kebudayaan kita di masa depan. Bisa jadi saat ini, ibu dan bapak guru memberi kesempatan murid-murid menyiapkan presentasi untuk dibawakan di depan kelas. Murid-murid dituntun untuk menulis konsep, menyusun kata-kata, dan menyampaikan idenya di depan teman-teman sekelasnya. Beberapa tahun ke depan, bisa jadi ada murid ibu dan bapak guru yang berbicara di depan rekan sekantornya saat rapat, atau bahkan berbicara pada konferensi tingkat internasional mewakili negara Hajar Dewantoro menyamakan "mendidik anak dengan mendidik rakyat. Kehidupan kita saat ini adalah buah dari pendidikan yang kita terima saat kita masih anak-anak." Begitu pula dengan anak-anak yang saat ini belajar bersama kita kelak akan menjadi bagian dari masyarakat di masa depan mengingat bahwa murid-murid kita akan menjadi masyarakat masa depan. Apa yang bisa kita lakukan untuk mengantarkan mereka menuju mimpi dan cita-cita mereka? Ketika kita menyadari banyak murid-murid dengan beragam impian, potensi, dan kebutuhan di kelas, bagaimana kita menyelesaikan peran untuk menonton perjalanan mereka? Untuk pada akhirnya menemukan siapa diri mereka dan mengantarkan mereka menuju dan bapak guru, hari ini kita belajar bahwa ternyata peranan seorang pendidik sangat besar. Hal apapun yang kita lakukan di kelas dari segi memfasilitasi proses belajar, metode kerja kelompok, atau hal sekecil ucapan pujian maupun cemoohan yang tidak sengaja terucap akan meninggalkan makna bagi murid-murid, yang kelak akan menjadi bagian dari masyarakat. Sejak merancang, memfasilitasi, hingga menilai proses pembelajaran, kita sebagai guru mesti hadir secara utuh. Setiap hal kecil yang kita sampaikan di kelas akan berkontribusi pada kecakapan hidup anak saat dewasa. Semua yang kita rancang untuk disimak murid-murid mesti bertujuan. Sebab saat mengajar di dalam kelas, ibu dan bapak guru sebenarnya sedang membentuk masyarakat, membentuk budaya masa depan lewat murid-murid menjadi guru seperti apa sayaMurid seringkali terinspirasi dari ibu dan bapak gurunya. Tentu sebagai guru, kita ingin memberikan pengaruh-pengaruh yang baik di masa depan kita mengingat, siapa-siapa saja guru yang kita senangi dahulu, dan kenapa? Apakah ada sosok guru saat sekolah yang pernah memberi nasehat yang hingga saat ini ibu dan bapak guru ingat? Misalnya sosok guru yang dikagumi bertutur kata lembut, menyimak pendapat kita, atau guru yang selalu ada momen yang menjadi titik balik, misalnya ada guru yang memberi tugas selalu membuat ibu dan bapak guru menemukan kemampuan tersembunyi dalam diri? Apakah ada sosok guru yang memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan membuat ibu bapak ingat hingga saat ini? Beriringan dengan mengingat pengalaman menyenangkan, sekarang mari kita ingat juga pengalaman tidak menyenangkan dengan sosok guru saat kita sekolah dulu. Apakah ibu dan bapak guru memiliki pengalaman yang kurang menyenangkan dengan sosok guru? Apa pengalaman yang kurang menyenangkan yang ibu bapak guru alami? Apakah ibu dan bapak guru pernah merasa takut atau terintimidasi dengan sosok guru yang galak apakah ibu dan bapak pernah merasa dipermalukan?Mari kita mengenang pula awal mula memilih profesi mulia ini. Ketika memutuskan bekerja sebagai guru, sebenarnya kita ingin menjadi sosok guru seperti apa? Apakah ingin menjadi guru yang memberi energi positif kepada murid? Apakah ingin menjadi guru yang membuat murid terus tertarik untuk belajar? Apakah ingin menjadi guru yang membekalinya dengan kemampuan untuk terus belajar hingga akhir hayat? Selamat dan bahagia serta siap hidup dan mengisi zamannya? Ketika kita ingin murid menjadi pribadi yang berkolaborasi misalnya apakah bentuk pembelajaran di kelas sudah membantu belajar untuk saling berkolaborasi atau malah cenderung berkompetisi? Ketika kita ingin murid menjadi pribadi yang bisa belajar secara mandiri misalnya, sudahkah kita membekali mereka dengan kemampuan mencari sumber belajar yang kredibel atau malah hanya menyuapi mereka dengan materi yang sudah tersedia di buku? Ketika kita ingin murid menjadi pribadi yang memiliki empati misalnya, sudahkah kita berempati dengan murid-murid kita? Ketika kita ingin murid menjadi selamat dan bahagia, sudahkah kita menciptakan suasana belajar yang selamat dan bahagia? Mari kita ingat-ingat lagi keseharian kita mengajar di kelas. Sudahkah kita menjadi seperti sosok guru yang kita kagumi? Apakah kita sudah berupaya menjadi guru seperti guru-guru yang pernah kita idolakan? Apakah kita sudah menjadi sosok guru yang menyenangkan untuk murid-murid? Sudahkah kita berusaha terus beradaptasi dengan perubahan yang ada misalnya di masa pandemi ini, apakah kita sudah menciptakan proses pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar murid? Apakah ikhtiar yang kita lakukan selama ini sudah sejalan dengan tujuan pendidikan? Menjadi guru atau pendidik itu sangat menantang apalagi dengan perubahan zaman yang dinamis seperti yang kita alami saat adaptif terhadap perubahan. Seperti disampaikan oleh Ki Hajar Dewantoro "pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti kekuatan batin karakter, pikiran intelek, dan tubuh anak."Tidak hanya materi yang kita ajar, tapi juga semua tingkah laku, akan membekas dan membentuk murid-murid, sebagaimana kita dibentuk oleh guru kita dahulu. Memang tidak mudah namun layak diperjuangkan. Ibu dan bapak ciptakan rasa takjub dan kasmaran belajar pada diri murid-murid. Lakukanlahdalam hidup anda sesuatu yang tetap anda lakukan sekalipun tidak ada orang yang membayar anda untuk itu. Lakukan apa yang anda inginkan. Tidak lama kemudian, orang-orang akan membayar berapapun demi pekerjaan anda. Jika anda ingin sukses dalam hidup ini, jadikan ketekunan sebagai sahabat baik anda, pengalaman sebagai penasihat anda yang bijak, sikap hati-hati sebagai saudara tua Setiap tanggal 25 November, di Indonesia memiliki tradisi untuk memperingati Hari Guru Nasional. Pada momen tersebut sebagai murid kita bisa memberikan kata-kata ucapan terima kasih kepada bapak ibu guru. Ucapan-ucapan baik tersebut patut diberikan kepada para guru atas jasa dalam kehidupan kita sebagai anak didik. Tanpa jasa beliau, kita tidak bisa menjadi seperti sekarang. Kita bisa membaca, menulis, dan memiliki pengetahuan serta ilmu, semuanya berkat jasa guru. Keberadaan guru berfungsi untuk mengisi fondasi poros pendidikan di Indonesia. Karena guru memiliki tugas untuk mengabdi dengan penuh ketulusan. Mereka tidak mengharapkan imbalan. Kepuasan terbesar mereka ialah melihat anak didiknya bisa tumbuh dan berkembang menjadi orang yang baik, berbudi pekerti, dan berguna baik bagi keluarga dan masyarakat. Maka tidak salah bila ada pepatah yang menyebut guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Guru dengan sepenuh hati mendidik anak dan mengantarkannya menuju gerbang kesuksesan. Lantaran itulah, sudah selayaknya para siswa menghormati dan menghargai jasa para guru yang telah mendidik dan membuka dunia melalui ilmu pengetahuan yang diberikan. Berikut kumpulan ucapan terima kasih untuk guru yang dihimpun dari berbagai sumber 1. "Mengajar seorang anak untuk menavigasi melalui kehidupan adalah karunia guru sejati. Terima kasih telah berbagi karunia Anda dengan saya."2. "Terima kasih telah melihat kebaikan dalam diri setiap siswa Anda. Anda begitu dihargai!"3. "Kami belum pernah melihat jubah atau topengmu, tapi kami melihat kekuatan supermu setiap hari! Terima kasih telah menjadi guru super!"4. "Guru terbaik mengajar dari hati. Terima kasih untuk semua yang Anda lakukan!"5. "Ada satu guru yang tinggal di pikiran kita selamanya. Terima kasih telah menjadi guru itu!"6. "Seorang guru adalah orang yang mengelilingi murid-muridnya dengan inspirasi untuk belajar lagi setiap hari. Terima kasih, Bapak Ibu Guru!"7. "Untuk Guru Terbaik Yang Pernah Ada! Terima kasih telah membuat perbedaan! Anda sangat dihargai!"8. "Anda benar-benar tahu cara membuat senyum di wajah seseorang dan pengetahuan di kepala seseorang. Terima kasih!"9. "Terima kasih untuk semua yang Anda lakukan. Kerja keras Anda tidak luput dari perhatian. Anda begitu dihargai!"10. "Ini hari Anda untuk bersinar! Dan hari kita untuk mengatakan, 'Terima kasih!"11. "Kami selalu bersyukur atas apa yang diberikan kepada kami. Guru bukan hanya mengajar kami, akan tetapi juga membimbing kami. Terima kasih, bapak dan ibu guru."12. "Kesabaranmu menjadikan ilmu bermanfaat bagi kami. Terima kasih guru."13. "Jasa kalian akan selalu kami kenang, tetaplah menjadi pelita untuk anak bangsa. Terima kasih atas apa yang kalian berikan pada kami, baik itu ilmu, pembelajaran, dan harapan semangat."14. "Maaf kalau tindakan kami seperti tidak menghargai ibu ketika sedang belajar. Kami harap Ibu mau memaafkan kami, dan Ibu jangan bosan mengajari kami. Terima kasih, Bu Guru"15. "Terima kasih Bapak dan Ibu Guru, yang selalu sabar membimbing dan membekali berjuta ilmu pada kami, untuk kami menjadi generasi bangsa yang mampu menjaga serta membangun masa depan pribadi, keluarga, maupun untuk negara kita ini."16. "Guru adalah lentera hidup. Pahlawan tanpa tanda jasa, terima kasih guru, karena jasamu kini aku bisa menatap dunia dan membahagiakan orang tuaku."17. "Aku tahu betapa besar jasa-jasamu kepadaku yang telah mendidikku selama ini. Semoga bahagia selalu wahai para guruku, terima kasih."18. "Terima kasih telah sabar mendidik dan mengajarkan hal baru pada "Dunia membutuhkan lebih banyak guru hebat seperti Anda! Anda telah membuat tahun ajaran ini jauh lebih manis, terima kasih!"20. Gairah Anda untuk apa yang Anda lakukan telah membantu saya menemukan gairah saya sendiri. Terima kasih telah menjadi inspirasi bagi saya." 21. "Dibutuhkan kesabaran, daya tahan, dan bakat untuk menjadi seorang guru, tetapi Anda membuatnya terlihat begitu mudah hari demi hari. Saya harap Anda tahu betapa kami semua menghargai Anda."22. "Saya merasa sangat beruntung memiliki guru yang menunjukkan semua perhatian, pengertian, dan kesabaran. Terima kasih untuk semuanya."23. "Saya merasa sangat beruntung memiliki guru seperti Anda. Terima kasih telah membantu saya untuk mengekspresikan sisi kreatif saya dan keluar dari cangkang saya. Anda telah memberi saya kepercayaan diri yang tak ternilai harganya!"24. "Di bawah bimbingan Anda, saya tidak hanya menjadi siswa yang lebih baik, tetapi juga anak, saudara, dan teman yang lebih baik. Terima kasih telah membantu saya berkembang."25. "Anda melakukan lebih dari mempersiapkan saya secara akademis, Anda mempersiapkan saya untuk hidup. Terima kasih untuk semua pelajaran yang telah Anda ajarkan pada saya. Saya akan mengingat mereka dan Anda selamanya. Terima kasih, Guru." Demikian 25 ucapan terima kasih untuk guru yang bisa disampaikan dengan beragam rangkaian kata secara kreatif dan penuh makna. Ucapan terima kasih untuk guru menjadi penting karena jasa-jasanya tidak bisa digantikan oleh apa pun. Pesan sederhana ini diharapkan bisa menjadi pengganti jasa-jasanya yang telah mengabdi kepada nusa dan bangsa dengan tulus. . 260 233 439 89 494 207 473 320

bapak guru memberi tugas untuk jonas hari itu